Cerita Mini: Pria Berjaket Biru

Oleh: @fahrizach14

Sudah lama aku memerhatikan seorang pria berperawakan tegap dan berkumis tipis yang kerap duduk sendiri di halte. Tiap kali kulihat, pasti ia sedang mengenakan jaket biru. Sangat cocok dengan warna kulitnya. Entah kenapa ia selalu memakai jaket biru. Mungkin itu warna favoritnya atau mungkin hanya itu satu-satunya jaket yang dimiliki. Entah lah aku juga tidak pernah bertanya padahal kami selalu berada di halte yang sama setiap pagi.

Selama hampir dua bulan memerhatikan, aku sama sekali tidak pernah mendengar suaranya. Ketika disapa temannya ia hanya senyum tipis atau sekedar menganggukkan kepala. Bahkan wajahnya sangat datar. Sifat pendiam yang terlalu berlebihan itu justru memicu rasa penasaranku. Maka, setelah menimbang-nimbang, akhirnya kuputuskan untuk mengejarnya. Mungikis jarak demi memenuhi beberapa pertanyaan yang sedikit menyebalkan karena terus saja mengganggu.

Kupercepat langkah kakiku sambil terus memanggilnya sebagai "Pria berjaker biru". Pertama, pelan. Kedua, masih sopan. Ketiga, aku mulai kesal. Keempat kali kesabaranku mulai habis. Maka, tanpa sadar aku berteriak, namun ia sama sekali tidak menunjukkan respon. Kubawa kakiku berlari, kemudian kutarik lengannya dengan kasar. Memang seharusnya aku tidak bersikap demikian, namun aku tetap saja mengguguh penasaran. Wajahku sudah merah padam – antara letih berlari dan menahan kesal karena diabaikan. Kalimat-kalimat kekesalan pun sudah berada di ujung lidah, namun urung mengudara sebab ia lebih dulu membuka percakapan melalui bahasa isyarat.
Share:

1 comment :

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis