sumber:pixabay |
Seluruh dunia memperingati Hari Aksara Internasional setiap tanggal 8 September. Walau tidak banyak yang mengetahui, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan bahwa perayaan Hari Aksara Internasional telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1967. Wah, sudah cukup lama ya ternyata!
Peringatan hari yang juga dinamai
Hari Literasi Internasional ini terus dilakukan untuk menyadarkan masyarakat
dunia pentingnya melek aksara dan pemberantasan buta aksara sebagai penjaga
martabat dan hak asasi manusia. Bagaimanapun, tentu ketidakbisaan seorang
manusia dalam mengenali huruf dan angka akan sangat menyulitkan kehidupannya.
Atau, masih banyak orang yang mampu membaca tapi tidak bisa memahami informasi
sepenuhnya hingga penyebaran informasi tidak benar (hoax) semakin mudah merajalela.
Berdasarkan data UNESCO, meskipun terdapat kemajuan paling tidak masih terdapat sebanyak 773 juta orang dewasa di seluruh dunia,yang saat ini mengalami kekurangan keterampilan keaksaraan atau literasi dasar.
Di Indonesia sendiri, masalah buta aksara masih ditemukan, walaupun Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS tahun 2018 sudah terjadi penurunan. Jumlah penduduk buta aksara di Indonesia turun menjadi 3,29 juta orang atau hanya 1,93 persen dari total populasi penduduk dibandingkan sebelumnya pada tahun 2017,di mana jumlah penduduk buta aksara di Indonesia tercatat sebanyak 3,4 juta orang.
“Angka buta aksara di Indonesia terus mengalami penurunan setiap
tahunnya, seiring dengan terlaksananya berbagai strategi yang inovatif dan
menjawab kebutuhan belajar masyarakat,” kata Jumeri, Direktur Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemdikbud, dalam webinar
"Bincang Pendidikan dan Kebudayaan Peringatan Hari Aksara Internasional
(HAI) 2020". Tahun ini adalah peringatan Hari Aksara Internasional ke-55
bertema “Pembelajaran Literasi di Masa Pandemi Covid-19, Momentum Perubahan
Paradigma Pendidikan".
Kita yang membaca artikel ini mungkin masih beruntung karena sudah dikenalkan baca dan tulis sejak masih
belia dan harusnya bersyukur dengan
mengisi hari-hari membaca hal-hal yang positif. Karena masih banyak orang-orang
di seluruh Indonesia dan dunia tidak punya kesempatan yang sama, khususnya di
daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang sampai saat ini masih merasakan
informasi akan aksara sebagai hal yang sulit mereka dapatkan.
Masa pandemi yang tengah melanda sampai saat ini selayaknya bisa
kita manfaatkan sebagai momentum untuk semakin meningkatkan minat baca yang
ada. Waktu-waktu di rumah saja yang mungkin bagi sebagian orang jadi lebih
banyak baiknya dapat dimanfaatkan dengan hal yang sangat baik salah satunya
dengan membaca.
Semoga seluruh dunia bisa segera terbebas dari kebutaan terhadap
aksara, karena mengenal aksara adalah hak segala bangsa!
Post a Comment